Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sering Juara Olimpiade Kenapa Negara Belum Juga Maju

Prestasi di Indonesia di kancah internasional tidak perlu kita ragukan lagi terutama di bidang matematika, sains dan robotik. Sudah berbagai predikat juara olimpiade di rebut oleh pelajar Indonesia, sudah berbabagi medali mereka kalungkan dileher mereka. Dan sudah ratusan Negara mereka tundukan, serta hampir semua perhelatan mereka naik podium untuk mengharumkan nama bangsa.

olimpiade


Namun demikian, muncul semacam pertanyaan mengapa dengan segudang pretasi tersebut Indonesia masih saja terus tertinggal dari Negara lain dari sisi penerapan. Bahkan secara sumber daya manusia kita masih tertinggal.

Dinegara-negara maju, saya bisa atakan bahwa mereka mengenal siklus yang sangat baik untuk menjaga ekosistem pendidikan mereka. siklus tersebut terdiri atas Pemerintah, Lembaga Riset, dan Korporasi.

Korporasi atau perusahaan, mereka membayar pajak atau memberikan insentif kepada pemerintah. Selanjutnya pemerintah dengan kebijakannya membiyayai pusat riset, dan hasil dari riset tersebut kemudian akan dikembalikan lagi kepada korporasi untuk dipergunakan dan dikembangkan baik itu secara komersil ataupun bukan.

Nah sedangkan di Indonesia, kadang riset-riset yang dihasilkan oleh para inventor hanya berakhir pada opini. Tidak ada kebermanfaatannya terhadap masayarakat. Sebagai contoh, ketika Indonesia menghadi pandemi Corona, para Ilmuan sudah memberikan prediksi akan hal-hal yang terjadi, dan tentunya memberikan solusi atas masalah yang akan dihadapi dikemudian hari.

Namun pada kenyataannya pemerintah sepertinya mencari model penelitian yang sesuai dengan arah kebijakan mereka. Padahal sejatinya hasil penelitian itulah yang menjadi acuan pembuatan kebijakan. Bukan sebaliknya.

Masih hangat juga dalam ingatan saya bagaimana Pak Dahlan Iskan Rela memulangkan sang putra Petir Riky Elson dari Negeri sakura Jepang, agar kelak bisa mengembangkan mobil listrik. Namun naasnya apa yang dilakukan sang pemegang puluhan hak paten dibidang mikro energi ini justru tidak dihargai. Bahkan mobil listrik rancangannya dibongkar habis tanpa se izinnya dan akhirnya kandaslah.

 

Begitupun kalau kita mundurkan lagi kebelakang, saat Presiden BJ Habibi punya mimpi untuk dirgantara Indonesia dengan mendirikan perusahaann pesawat PT. DI, yang akhirnya mimpinya sirna dan para insiyurnya akhirnya justru bekerja di perusahaan-perusahaan kenamaan luar negeri seperti Air Bush dan yang lainnya. Padahal kala itu pesawat buatan anak bangsa merupakan pesawat dengan teknologi tercanggih dibidangnya. Namun sayang krisis moneter 98 memaksa Indonesia harus berhutang pada IMF dengan syarat pengembangan pesawat N250 harus dihentikan.

 

Dan hari ini kita masih melihat adanya ketimpangan terutama bagi meeka para Atlet olahraga yang mengharumkan nama bangsa dengan mereka yang mengharumkan nama bangsa melalui jalur pendidikan. Para Atlet dijanjikan dengan bonus bermilyar-milyar, PNS, tawaran menjadi anggota TNI, diberikan rumah dan fasilitas lainnya yang tidak didapatkan oleh mereka para peraih mendali dibidang matematika, sains, robotik dan bidang lainnya.

Selain itu pemerintah lebih memilih pengembangan teknologi dari luar dari pada memberdayakan teknologi dalam negeri begitupun juga dengan sumber daya manusianya.

Mungkin mindset inilah yang memang masih kurang atau belum ada di pemerintahan kita. Dan memang hal inilah terlebih dahulu yang dirubah sebelum membuat kebijakan yang super rumit yang ujung-ujungnya hanya pada manfaat sesaat demi hasrat jabatan semata.

 

1 komentar untuk "Sering Juara Olimpiade Kenapa Negara Belum Juga Maju"

  1. This is normally a dramatically reduced amount, making Alberta a comparatively affordable place to acquire property. canada mortgage calculator Paying extra affords you the flexibleness to contribute any amount. mortgage calculator canada

    BalasHapus