Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terus Belajar (Catatan Singkat Wajah Pendidikan di Hari Kemerdekaan)

"Silahkan dicatat tugasnya"!

Tiba-tiba seorang siswa bercelutuk " Dia belum bisa baca Pak!"

Saya sedikit mengerutkan dahi, kemudian menelusuri ternyata ada seorang lagi yang tidak bisa membaca, dan mereka masih termasuk beruntung karena tiga temannya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dengat alasan serupa.

"Teruslah sekolah dan belajar, Insya Allah kami akan bantu ajari" Mungkin itu nasihat sekaligus motivasi yang saya sampaikan kepada mereka.

Berselang seminggu kemudian, saya mengajar kelas  9, kebetulan pada saat itu saya bertanya tentang studi mereka jika sudah selesai. Dengan suara lirih, seorang siswa berkata "saya tidak lanjut pak" Apa? Saya bertanya sekali lagi "saya tidak lanjut lagi" Sambil mempertegas jawabannya.

"Kenapa kamu tidak lanjut"?

Siswa itu hanya bisa menjawab bahwa dia tidak ada uang.

Dan saya  memprediksi bahwa masih ada kawannya yang juga tidak akan melanjutkan sekolahnya.**

Kasus-kasus diatas terjadi bukan kali ini saja, tapi sudah terjadi di setiap tahun pelajaran. Dan apa yang saya alami ini, terjadi di berbagai pelosok negeri. Tentu dengan beragam motif.

Di hari ini 17 Agustus, tentu mengatakan kita merdeka rasanya "malu", padahal bangsa ini sudah 76 tahun merayakan kemerdekaan. Apalagi menyongsong Indonesia emas 2045, tentulah masih sulit di terawang.

Selain itu generasi-generasi bangsa semestinya mendapat pendobrak motivasi dari apa yang meraka saksikan. Namun malah dipertontonkan politik kotor. Kasus rangkap jabatan Rektor UI, Emir Moeis yang mantan koruptor dijadikan  Komisaris BUMN, hingga ada musisi yang mendapat jatah BUMN dan bagi-bagi jabatan para pendukung petahana.


Citra buruk pendidikan semakin diperjelas dengan pemberian gelar Doktor atau Profesor Honoris oleh Perguruan tinggi kepada para Politikus yang tidak jelas apa sumbangsihnya.

Satu hal lagi yang membuat miris, para peneliti/inventor kalah sama atlet, bahkan dana penelitian mereka kadang disunat.

Ya sudahlah, memang pendidikan itu urusan kita bersama dan pemerintah tetap pada rebutan kekuasaannya.

Tamarenja, 17 Agustus 2021
*Rajman, S.Pd

**Catatan Tambahan.
Pada dasarnya anak-anak sudah tamat Sekolah Dasar seharusnya sudah bisa membaca. Namun kenyataannya apa yang terjadi tidak demikian, di daerah kami ada memang beberapa anak yang jika mereka berSekolah itu sudah suatu kesyukuran, karena mereka memang awalnya adalah anak-anak dari suku nomaden. Yang jika di diberi tekanan mereka bisa berhenti Sekolah. 

Posting Komentar untuk "Terus Belajar (Catatan Singkat Wajah Pendidikan di Hari Kemerdekaan) "